Keterampilan Dasar Yang Perlu Seorang Guru Sejati Ketahui


Terkadang siswa merasa takut saat guru sudah berada di dalam kelas, atau yang sering terjadi justru menjadi momok yang menyebalkan saat guru sudah di dalam kelas bagi siswa. Baik terjadi saat kelas online maupun offline.

Kira- kira apa sebabnya siswa mengalami hal yang demikian? Yuk simak informasi selenngkapnya berikut ini.

Mungkin saja hal itu terjadi karena guru selama ini mengenal membuka dan menutup pembelajaran di kelas hanya sekedar ucapan selamat pagi ataupun selamat siang di sertai dengan pemberian PR atau pertanyaan terkait PR dengan para siswa.

Perlu guru ketahui, sapaan kepada siswa memang sangat perlu diperlukan, akan tetapi ada baiknya apabila guru juga memberikan pemanasan sebelum pembelajaran.

Yuk Bapak dan Ibu guru mulai sekarang ciptakan kelas yang lebih menyenangkan dengan membuka dan menutup pembelajaran dengan lebih variatif dan tidak terkesan membosankan.

Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran merupakan bagian dari keterampilan dasar guru. Bagaimana cara guru membuka dan menutup pembelajaran di kelas?

1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran adalah keterampilan guru dalam menyiapkan mental siswa dalam memulai dan mengakhiri pembelajaran.

Kita juga perlu memahami , apa makna membuka serta menutup pembelajaran.

Pengertian Membuka Pembelajaran

Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan yang menciptakan suasana siap mental dan menumbuhkan perhatian siswa hendaknya dilakukan tidak pada awal pelajaran saja, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan pada pelajaran itu.

Komponen Membuka Pembelajaran

1. Menarik Perhatian Siswa

 Cara yang dapat dilakukan guru yaitu dengan memperhatikan gaya mengajar, menggunakan alat bantu mengajar serta pola interaksi yang bervariasi yang perlu guru perhatikan untuk mampu menarik perhatian siswanya di kelas.

2. Menimbulkan Motivasi

Dengan memilih secara hati-hati hal yang menjadi perhatian siswa, kemudian   memanfaatkan hal tersebut untuk memotivasi siswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk dapat menimbulkan motivasi siswa, yaitu :

  • Bersikap ramah, antusias, bersahabat dan hangat
  • Menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa
  • Melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan keadaan sehari-hari.
  • Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat anak.

3. Memberi Acuan

Memeberi acuan adalah suatu usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat  serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang   jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang akan ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran.

 Beberaoa cara yang dapat dilakukan guru, yaitu :

  • Mengemukakan tujuan dan batas tugas
  • Menyarankan langkah yang akan dilakukan
  • Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
  • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

4. Membuat Kaitan

Membuat kaitan maksudnya adalah usaha guru dalam menghubungkan materi yang telah dikuasai siswa dengan materi baru yang akan dipelajari.

Setelah kita mengetahui apa itu membuka pembelajaran dan bagaimana caranya, selanjutnya yaitu mengetahui apa itu menutup pembelajaran dan bagaimana caranya?

Pengertian Menutup Pembelajaran

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Tujuan dari kegiatan ini  adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajar  siswa, dan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa dan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar

Intinnya dalam menutup pembelajaran guru bisa merangkum, mengadakan evaluasi serta indak lanjut pembelajaran.

Komponen Menutup Pembelajaran

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran adalah:

1. Meninjau kembali

Meninjau kembali , yaitu merupakan kegiatan konfirmasi yang di lakukan guru terhadap siswanya, dengan berkaitan konfirmasi terhadap materi yang telah di sampaikan sebelumnya.

2. Merangkum inti pelajaran

Serangkaian pembelajaran akan di rangkum di akhir, tujuannya agar siswa bisa lebih mudah mengingat dan mengetahui inti dari pelajaran yang telah di sampaikan guru.

3. Mengevaluasi

Tidak menutup kemungkinan guru juga bisa melakukan evaluasi di akhir pembelajaran, bisa melalui kuis singkat, atau dengan cara yang lebih menarik agar siswa tidak merasa sedang dilakukan evaluasi pembelajaran.

Memberikan tindak lanjut pelajaran

Memberikan tindak lanjut pembelajaran menjadi penting, sehingga harapannya di pertemuan selanjutnya siswa bisa menyiapkan materi yang akan mendatang.

Selain kemampuan membuka dan menutup pembelajaran, kemampuan dasar guru yang perlu guru sejati miliki juga yaitu ice breaking dalam pembelajaran.

2.Kemampuan Ice Breaking

Apabila siswa merasa malas dan terlihat bosan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, maka guru harus memiliki kesadaran tinggi. Sebab, kemampuan berkonsentrasi siswa tidak bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Akibatnya siswa menjadi tidak fokus. Pada kondisi seperti ini, kemampuan guru diuji untuk bisa mengembalikan fokus belajar siswa pada materi yang diajarkan.

Kegiatan ice breaking adalah kegiatan yang berguna untuk mengalihkan konsentrasi agar tidak mengalami kejenuhan dan dapat menjadi energi pendukung dalam sebuah kegiatan yang dianggap membosankan. Ice breaking dapat diberikan kepada siapa saja, baik tua muda maupun anak-anak dan dapat diberikan dalam kondisi apapun tidak harus berada di dalam ruangan. Ice breaking merupakan tindakan wajib untuk mengurangi kejenuhan.

Sumber : e-guru.id

Share:

Proses Mendesain Rencana Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Begini Proses Mendesain dalam penyelenggaraannya, kurikulum merdeka ataupun operasional sekolah perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.

Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran.


Bagi yang sudah memiliki dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan, dapat langsung melakukan peninjauan dan revisi.

Proses Mendesain Rencana Pembelajaran

Alur pembelajaran yang runtut dinyatakan dalam rangkaian tujuan pembelajaran yang meliputi konten/ materi, keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap Fase dan menjelaskan cakupan/kedalaman setiap konten.

Prinsip alur tujuan pembelajaran meliputi esensial, ada penjabaran konsep, keterampilan dan konten inti yang diperlukan untuk mencapai capaian pembelajaran, berkesinambungan, tujuan – tujuan dalam alur pembelajaran tersusun secara berkesinambungan dan urut secara berjenjang dengan arah yang jelas,

kontekstual, Tahapan tujuan pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, dan juga sederhana. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan bahasa/istilah yang mudah dipaham

Alur tujuan pembelajaran disusun untuk membantu peserta didik mencapai Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap. Alur dibuat dengan mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan, meskipun beberapa tujuan pembelajaran harus menggunakan tahapan tertentu.


Hal penting yang perlu dipertimbangkan Pada Kurikulum Merdeka

pembelajaran

  1. Pengurutan Konkret Ke Abstrak
    Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut(abstrak)
  2. Pengurutan Dedukti
    Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
  3. Pengurutan dari Mudah Ke Sulit
    Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh : mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
  4. Pengurutan Hierarki
    Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
  5. Pengurutan Hierarki
    Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
  6. Pengurutan Prosedural
    Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu peserta didik untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan ttest dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkatlunak statistik.
  7. Scaffolding
    Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika peserta didik mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, peserta didik dapat berenang sendiri

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen harus digunakan secara terintegrasi sebagai pertimbangan utama dalam merancang struktur kurikulum satuan pendidikan. Untuk dapat membuat keputusan-keputusan dalam kelas lebih tepat, guru perlu memahami prinsip pembelajaran.

Contoh Proses Mendesain Alur Pembelajaran

Workshop pengembangan kurikulum operasional sekolah Menjadi prasyarat untuk tim penyusun alur pembelajaran, Pemahaman Profil Pelajar Pancasila. Memahami secara utuh konsep dasar Profil Pelajar Pancasila, Pemahaman Capaian Pembelajaran Pahami rasional CP setiap fase, mulai dari fase A hingga fase E Untuk penyusunan fase A, baca CP fase fondasi untuk memastikan transisi yang halus dari PAUD ke SD
Menguraikan CP ke tujuan-tujuan pembelajaran Uraikan tujuan pembelajaran per dimensi/elemennya Susun seluruh tujuan pembelajaran menjadi satu alur linear, Tentukan tujuan yang menjadi kunci (konsep dan kompetensi kunci), Tentukan asesmen untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan/kompetensi kunci,

Rangkaikan semua tujuan menjadi satu alur yang linear Penulis menyusun alur (sequence), semua dimensi/elemen dilebur dalam alur ini Referensi untuk urutan bisa melihat slide “ALUR PEMBELAJARAN”, Tentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan Mengatur durasi jam pelajaran yang dibutuhkan untuk setiap tujuan pembelajaran.

Contoh Pengaturan Waktu Belajar

Satuan pendidikan dapat menentukan model struktur kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan tujuan masing-masing satuan pendidikan. Pengaturan cara penghantaran (per mata pelajaran, tematik integratif, unit inkuiri, dll.) akan mempengaruhi sekolah dalam mengelola waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya.

Model ini tidak harus dipilih salah satu, akan tetapi bisa juga dikombinasikan. Misalnya dengan menggunakan sistem terintegrasi dan blocking secara bersamaan atau mengkombinasikan ketiga model.

  1. Sistem blok, merupakan pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan
  2. Sistem kolaborasi, merupakan konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching) . Guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu
  3. Sistem reguer, merupakan setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

Pengalaman belajar yang bermakna adalah sebuah proses yang bertujuan untuk membangun pemahaman konsep yang dipelajari. Agar bermakna proses ini bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam seluruh prosesnya.

Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam merancang pengalaman belajar yang bermakna yakni pengetahuan yang akan dipelajari harus masuk akal bagi peserta didik (konsep yang dipelajari dan aktivitas yang dilakukan dapat dihubungkan dengan kondisi nyata, termasuk menunjukkan permasalahan yang nyata yang harus dipecahkan/diselesaikan)

Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika peserta didik lebih terlibat dalam proses belajar, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tujuan pelajaran. Guru mengajukan pertanyaan terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek kelompok, serta memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi dan sintesa.

Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar dari berbagai buku, majalah, jurnal penelitian, Program TV, Internet, narasumber/profesional).

Terima kasih..semoga bermanfaat...!

Sumber : e-Guru.id

Kunjungi kami di WAG Guru Abad-21: Silahkan bergabung dengan kami di WAG Guru Abad-21 :https://chat.whatsapp.com/Kbhcu13PbVF9LzPLkA9GSF



Share:

3 Kriteria Modul dan Diktat untuk Pemenuhan Angka Kredit Guru

 


Bahan ajar atau bahan pembelajaran adalah seperangkat bahan bermuatan materi atau isi pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar juga bisa disebut sebagai suatu informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Sebuah bahan ajar paling tidak mencangkup antara lain, petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru),kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK), dan evaluasi.

 

Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

Bahan pembelajaran disusun dengan tujuan :

·         Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

·         Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan pembelajaran disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

·         Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

 

Manfaat Bahan Ajar

Terdapat manfaat bahan ajar bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Berikut penjelasannya.

 

1. Manfaat bagi guru

·         Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik

·         Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh

·         Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi

·         Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar

·         Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya

·         Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

 

2. Manfaat bagi peserta didik

·         Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

·         Kesempatan untuk belajar harus disusun secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

·         Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki fungsi dalam pembelajaran dan berpengaruh terhadap proses pendidikan. Bahan pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran termasuk kualitas hasil belajar. Fungsi bahan ajar diantaranya adalah:

·         Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.

·         Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

·         Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penugasan hasil pembelajaran.

 

Sekilas Tentang Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengatasi krisis pembelajaran yang diperparah oleh adanya Pandemi Covid-19 yang berakibat pada learning loss dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Sehingga Kurikulum Merdeka merupakan penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi learning loss di masa Pandemi Covid-19.

Setidaknya ada 4 arah perubahan kurikulum dalam Kurikulum Merdeka ini. Antara lain adalah sebagai berikut.

·         Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun;

·         Fokus pada materi yang esensial, Capaian Pembelajaran (CP) yang diatur per fase, bukan per tahun;

·         Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik; serta

·         Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus dianggap akan semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Hal ini tentunya diharapkan mampu memberikan solusi atas kesenjangan dalam hal kualitas belajar.

 

Perangkat Ajar di Kurikulum Merdeka

Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Perangkat ajar meliputi modul ajar, buku teks pelajaran, video pembelajaran serta bentuk lainnya.

Perangkat ajar terbagi kedalam tiga jenis, yaitu buku teks, mosul ajar, dan modul projek. Pendidik memiliki kemerdekaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi perangkat ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didiknya.

Berkaitan dengan perangkat ajar, satuan pendidikan dalam hal ini sekolah, dapat memilih untuk:

·         Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan

·         Dapat menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan (buku teks, modul ajar, dll) yang dapat diunduh di platform Merdeka Mengajar.

·         Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

 

Segera daftarkan diri Anda dalam “Pelatihan bersertifikat 32 JP: Membuat Publikasi Ilmiah Diktat untuk Kenaikan Pangkat” yang akan dilaksanakan mulai tanggal 3 s/d 14 maret 2022 pukul 19.00 WIB via zoom dan telegram.

Daftar sekarang dan dapatkan potongan sebesar 25.000,-

Diskon terbatas!! Gunakan kode kupon: PENGGERAK

Klik disini untuk mendaftar!


Sumber: e-guru.id

Share:

4 Agenda Pendidikan Indonesia dalam G20


Salah satu aspek penting dalam kehidupan bernegara yaitu aspek pendidikan. Tidak terkecuali dalam G20 tahun 2022 ini, dimana Indonesia memegang presidensi G20 dengan tema
“Recover Together, Recover Stronger”.

Tema tersebut menggambar keinginan negara Indonesia untuk bekerjasama dan saling memberikan dukungan satu sama lain untuk pulih dan tumbuh bersama secara kuat dan terus berkelanjutan.

Tema tersebut kemudian diturunkan dalam lima pilar presidensi G20 Indonesia 2022, 5 pilar tersebut yaitu memperkuat lingkungan kemitraan, mendorong produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, serta kepemimpinan kolektif global yang kuat.

G20 sendiri merupakan forum kerjasama dalam bidang ekonomi yang melibatkan 19 negara ditambah Uni Eropa. Sejarah G20 ini merupakan sebuah forum pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central yang sejak tahun 2008 mulai merambah ke topik pembangunan.

G20 telah membantu mengatasi permasalahan ekonomi di tahun 2008, yaitu krisis keuangan global melalui dorongannya dalam reformasi penting dalam bidang finansial.

Beberapa negara yang menjadi bagian dari G20 ini yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Ke-20 anggota tersebut berupaya untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan keuangan global.

Topik pembangunan yang turut diperhatikan dalam G20 ini tidak hanya berkaitan dengan pembangunan yang bersifat material, namun juga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Salah satu wujud pembanguan SDM yang diagendakan dalam G20 tahun 2022 ini disampaikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) terkait prioritas pendidikan.

Pelaksanaan agenda prioritas pendidikan ini nantinya akan dilakukan oleh Kelompok Kerja Pendidikan G20 yang diketuai oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek yaitu Dr. Iwan Syahril, Ph.D.

Terdapat empat agenda prioritas pendidikan yang diangkat Indonesia dalam G20 EdWG (Education Working Group) atau Kelompok Kerja Pendidikan G20, yaitu :

1.Solidarity and Partnership (Solidaritas dan Kemitraan)

Permasalahan pendidikan global menjadi PR tersendiri yang perlu dicari pemecahan permasalahannya. Adapun pengentasan permasalahan tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya kerjasama dari berbagai pihak.


Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga solidaritas dan kerjasama dari berbagai pihak dan berbagai negara.

Aspek pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, terdapat banyak faktor lain yang turut mempengaruhi perkembangan pendidikan, faktor ekonomi salah satunya.

Dibutuhkannya kerjasama yang solid antara bidang pendidikan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi bagi penduduk di sebuah negara.

Sebagaimana kebutuhan primer atau kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, dan tempat tinggal harus terpenuhi terlebih dahulu. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan dasar, fasilitas pendidikan turut menjadi aspek yang diperhatikan dan tidak dapat terlepas dari faktor ekonomi.

Namun selain bidang ekonomi, pelaksanaan pendidikan yang berkualitas juga memerlukan kerjasama dari berbagai bidang lain.

Salah satu konsep dari Indonesia yang coba ditawarkan oleh Kemendikbudristek yaitu konsep gotong royong. Harapannya melalui kesadaran akan pentingnya kerjasama dan gotong royong ini akan meringankan beban dalam pengentasan permasalahan pendidikan di dunia.

2.Universal Quality Education (Kualitas Pendidikan Menyeluruh)

Selain pemerataan pendidikan secara kuantitas, pendidikan yang efektif juga perlu didukung oleh kualitas pendidikan yang memadai pula.

Pendidikan yang berkualitas membutuhkan banyak aspek yang harus dipenuhi, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, hingga kualitas pendidik perlu diperhatikan. Kualitas pendidikan diagendakan menjadi salah satu prioritas yang menyeluruh.

Salah satu tolak ukur pendidikan yang menyeluruh yaitu terkait dengan pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan memang telah menjadi fokus sejak lama dalam dunia pendidikan, khususnya di daerah-daerah terpencil yang masih jauh dari jangkauan teknologi.

Pemerintah telah mengusahakan berbagai macam cara untuk melakukan pemerataan pendidikan, namun sampai sekarang hal tersebut masih perlu pengembangan lebih jauh.

Berbagai macam kendala dalam dunia pendidikan saling berkaitan dengan berbagai bidang lain, baik infrastruktur yang berkaitan dengan akses fisik hingga bidang ekonomi dan sosial budaya.

Sehingga perjalanan dalam upaya untuk menciptakan pendidikan berkualitas yang menyeluruh masih membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Adapun cakupan kualitas pendidikan ini tidak hanya pada aspek tersebut di atas, namun juga kualitas tersebut harus dijaga di setiap jenjang pendidikan baik pada negara maju maupun berkembang.

3. Digital Technologies in Education (Teknologi Digital dalam Pendidikan)
Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi di era industri 4.0 ini telah meningkat sangat pesat dan menjadi salah satu hal yang sangat krusial.
Selain sebagai komunikasi, teknologi seolah telah menjadi kebutuhan dalam aspek pendidikan, khususnya di era pandemi ini yang menuntut pendidikan jarak jauh sebagai upaya mengurangi penyebaran virus.
Pelaksanaan pendidikan jarak jauh pun mulai menciptakan berbagai macam pilihan fitur pembelajaran di dalamnya, mulai dari video pembelajaran, aplikasi penugasan, website pendidikan, hingga ruang kelas maya. Bahkan beberapa produk pendidikan juga melibatkan peran dari teknologi digital.
Sayangnya belum semua daerah telah terjangkau oleh akses teknologi digital dan internet yang menjadi salah satu PR penting dalam pemerataan pendidikan.
Selain itu, kondisi sosial dan ekonomi juga turut berperan dalam pelaksanaan teknologi digital dalam dunia pendidikan ini. Pasalnya bagi keluarga masih membutuhkan biaya tambahan untuk kebutuhan pokok sehingga kesulitan memberikan fasilitas teknologi yang memadai.
4. The Future of Work Post Covid-19 (Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19)
Produk dari pendidikan yang berkualitas salah satunya adalah sumber daya manusia yang siap untuk menghadapi persaingan dunia kerja di kancah global.
Sumber daya manusia yang berkualitas nantinya akan menjadi sumber terciptanya profesional di dunia kerja. Dimana persaingan di dunia kerja juga makin ketat, persaingan tidak hanya bersifat lokal namun sudah memasuki ranah internasional.
Keberadaan pandemi selama kurang lebih 2 tahun ini cukup mempengaruhi keberlangsungan dunia kerja. Diawali dengan banyaknya karyawan yang dirumahkan, perusahaan yang mengalami kebangkrutan, modifikasi budaya kerja menjadi online, dan berbagai permasalahan lain.
Hingga sekarang, dunia kerja khususnya perusahaan swasta sedang berjuang untuk merangkak maju ke depan demi keberlangsungan berdirinya perusahaan.
Meskipun pandemi belum sepenuhnya usai, namun sudah banyak perusahaan yang aktif mempekerjakan karyawan secara offline hingga perekrutan karyawan baru.
Setelah banyaknya karyawan yang dirumahkan ditambah dengan lulusan-lulusan baru yang mencari pekerjaan, persaingan di dalam mencari pekerjaan di era pasca pandemi ini menjadi semakin sengit. Bersamaan dengan hal tersebut, banyak perusahaan yang juga bersaing untuk menciptakan produk-produk yang terbaik.
Oleh karena itu, salah satu agenda prioritas pendidikan G20 yaitu masa depan dunia kerja pasca pandemi, yang didalamnya termasuk hasil cetakan pendidikan yaitu sumber daya manusia yang berkualitas.
Empat agenda pendidikan Indonesia dalam masa presesidensi G20 2022 diharapkan dapat mendukung perkembangan kemajuan pendidikan dalam kancah global, lebih khusus lagi pendidikan di Sulawesi Utara.

Sumber : e-guru.id

Silahkan bergabung dengan kami di WAG Guru Abad-21 :https://chat.whatsapp.com/Kbhcu13PbVF9LzPLkA9GSF






Share:
SELAMAT DATANG DI BLOG GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI 1 BITUNG

Pengunjung