Proses Mendesain Rencana Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Begini Proses Mendesain dalam penyelenggaraannya, kurikulum merdeka ataupun operasional sekolah perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.

Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran.


Bagi yang sudah memiliki dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan, dapat langsung melakukan peninjauan dan revisi.

Proses Mendesain Rencana Pembelajaran

Alur pembelajaran yang runtut dinyatakan dalam rangkaian tujuan pembelajaran yang meliputi konten/ materi, keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap Fase dan menjelaskan cakupan/kedalaman setiap konten.

Prinsip alur tujuan pembelajaran meliputi esensial, ada penjabaran konsep, keterampilan dan konten inti yang diperlukan untuk mencapai capaian pembelajaran, berkesinambungan, tujuan – tujuan dalam alur pembelajaran tersusun secara berkesinambungan dan urut secara berjenjang dengan arah yang jelas,

kontekstual, Tahapan tujuan pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, dan juga sederhana. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan bahasa/istilah yang mudah dipaham

Alur tujuan pembelajaran disusun untuk membantu peserta didik mencapai Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap. Alur dibuat dengan mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan, meskipun beberapa tujuan pembelajaran harus menggunakan tahapan tertentu.


Hal penting yang perlu dipertimbangkan Pada Kurikulum Merdeka

pembelajaran

  1. Pengurutan Konkret Ke Abstrak
    Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut(abstrak)
  2. Pengurutan Dedukti
    Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
  3. Pengurutan dari Mudah Ke Sulit
    Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh : mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
  4. Pengurutan Hierarki
    Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
  5. Pengurutan Hierarki
    Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : peserta didik perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
  6. Pengurutan Prosedural
    Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu peserta didik untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan ttest dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkatlunak statistik.
  7. Scaffolding
    Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika peserta didik mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, peserta didik dapat berenang sendiri

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen harus digunakan secara terintegrasi sebagai pertimbangan utama dalam merancang struktur kurikulum satuan pendidikan. Untuk dapat membuat keputusan-keputusan dalam kelas lebih tepat, guru perlu memahami prinsip pembelajaran.

Contoh Proses Mendesain Alur Pembelajaran

Workshop pengembangan kurikulum operasional sekolah Menjadi prasyarat untuk tim penyusun alur pembelajaran, Pemahaman Profil Pelajar Pancasila. Memahami secara utuh konsep dasar Profil Pelajar Pancasila, Pemahaman Capaian Pembelajaran Pahami rasional CP setiap fase, mulai dari fase A hingga fase E Untuk penyusunan fase A, baca CP fase fondasi untuk memastikan transisi yang halus dari PAUD ke SD
Menguraikan CP ke tujuan-tujuan pembelajaran Uraikan tujuan pembelajaran per dimensi/elemennya Susun seluruh tujuan pembelajaran menjadi satu alur linear, Tentukan tujuan yang menjadi kunci (konsep dan kompetensi kunci), Tentukan asesmen untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan/kompetensi kunci,

Rangkaikan semua tujuan menjadi satu alur yang linear Penulis menyusun alur (sequence), semua dimensi/elemen dilebur dalam alur ini Referensi untuk urutan bisa melihat slide “ALUR PEMBELAJARAN”, Tentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan Mengatur durasi jam pelajaran yang dibutuhkan untuk setiap tujuan pembelajaran.

Contoh Pengaturan Waktu Belajar

Satuan pendidikan dapat menentukan model struktur kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan tujuan masing-masing satuan pendidikan. Pengaturan cara penghantaran (per mata pelajaran, tematik integratif, unit inkuiri, dll.) akan mempengaruhi sekolah dalam mengelola waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya.

Model ini tidak harus dipilih salah satu, akan tetapi bisa juga dikombinasikan. Misalnya dengan menggunakan sistem terintegrasi dan blocking secara bersamaan atau mengkombinasikan ketiga model.

  1. Sistem blok, merupakan pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan
  2. Sistem kolaborasi, merupakan konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching) . Guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu
  3. Sistem reguer, merupakan setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

Pengalaman belajar yang bermakna adalah sebuah proses yang bertujuan untuk membangun pemahaman konsep yang dipelajari. Agar bermakna proses ini bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam seluruh prosesnya.

Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam merancang pengalaman belajar yang bermakna yakni pengetahuan yang akan dipelajari harus masuk akal bagi peserta didik (konsep yang dipelajari dan aktivitas yang dilakukan dapat dihubungkan dengan kondisi nyata, termasuk menunjukkan permasalahan yang nyata yang harus dipecahkan/diselesaikan)

Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika peserta didik lebih terlibat dalam proses belajar, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tujuan pelajaran. Guru mengajukan pertanyaan terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek kelompok, serta memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi dan sintesa.

Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar dari berbagai buku, majalah, jurnal penelitian, Program TV, Internet, narasumber/profesional).

Terima kasih..semoga bermanfaat...!

Sumber : e-Guru.id

Kunjungi kami di WAG Guru Abad-21: Silahkan bergabung dengan kami di WAG Guru Abad-21 :https://chat.whatsapp.com/Kbhcu13PbVF9LzPLkA9GSF



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG DI BLOG GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI 1 BITUNG

Pengunjung