Materi pembelajaran menempati
posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan
agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik.
Artinya,
materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang
benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin
untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Pengertian
Materi esensial dalam Kurikulum 2022
Materi
esesial menjadi syarat penting dalam pelaksanaan pembelajaran di Kurikulum 2022.
Materi esensial dalam Kurikulum 2022 telah dijelaskan oleh
MendikbudRistek saat mensosialisasi mengenai Kurikulum 2022.
Materi esensial dalam Kurikulum 2022 adalah
Pembelajaran yang mendalam (diskusi, kerja kelompok, pembelajaran
berbasis problem dan projek, dll.) perlu waktu. Karena materi yang
terlalu padat akan mendorong guru untuk menggunakan ceramah satu arah atau
metode lain yang efisien dalam mengejar ketuntasan penyampaian materi.
Kurikulum prototipe berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran, untuk
memberi ruang/waktu bagi pengembangan kompetensi -terutama kompetensi mendasar
seperti literasi dan numerasi – secara lebih mendalam.
Sebelumnya,
Kemendikbud telah menginstruksi para pendidiknya melakukan analisis KD esensial
pada silabus masing-masing bidang dengan esuai isi Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Kepmendikbud No 719/P
Tahun 2020 yang landasan hukum. Tujuannya untuk memberikan fleksibilitas pada
satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik.
Langkah-Langkah
Menyusun Materi Esensial Dalam Kurikulum 2022
Agar
memudahkan guru menganalisis materi esensial dalam Kurikulum 2022, terdapat 2
langkah besar yang dapat mudah diterapkan oleh guru. Sebagai berikut.
1.
Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Penyederhanaan
Kurikulum dapat dilakukan secara mandiri dengan dasar dan pertimbangan; prinsip
(mudah diajarkan, mudah dipelajari, dan mudah dilaksanakan/diaplikasikan),
kriteria (penting, relevan, keterpakaian tinggi), prioritas (KD prasyarat, kd
bebas atau pararel yang keterpakainnya tinggi, KD kompleks/bersyarat. Selain
itu, agar KD pada silabus bidang studi relevan dengan kondisi saat ini, seperti
Covid-19 yang melanda Indonesia dan sampai saat ini masih terus berlangsung.
Analisis
KD esensial pada silabus dapat dilakukan secara mandiri dengan mengacu
pada kriteria urgensi, kontinuitas, relevansi, keterpakaian (UKRK).
1. Urgensi bermakna penting atau mendesak. Artinya, bahwa KD tertentu
dianggap lebih penting dan mendesak untuk dipelajari dibanding dengan KD yang
lainnya Khususnya di masa pandemic Covid-19 atau PTM Terbatas saat ini
2. Kontinuitas bermakna penyederhanaan silabus di masa
pandemi dengan analisis UKRK tidak hanya membuang atau mempertahankan KD saja.
Akan tetapi, dapat menggabungkan atau mengintegrasikan satu KD dengan KD
lainnya yang dianggap memiliki kesamaan atau merupakan materi adalah
kelanjutan. Kontinuitas juga bermakna bahwa materi pada KD tersebut dipelajari
lagi secara lebih mendalam dan rinci pada KD selanjutnya.
3. Selanjutnya, relevansi, yang
berarti berhubungan satu sama lain. Relevansi ini bisa ditinjau dari dua hal,
pertama materi pada KD tertentu berhubungan dengan materi pada KD lainnya.
Kedua, materi pada KD tertentu berhubungan dengan materi pada mata pelajaran
lainnya.
4. Kriteria
terakhir dalam menentukan KD esensial adalah Keterpakaian.
Keterpakaian bermakna, materi pada KD tersebut memiliki tingkat
keterpakaian yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik khususnya di
masa pandemi Covid-19 atau PTM Terbatas ini. Disadari bahwa dari sekian jumlah
KD yang dipelajari, tingkat keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari beragam.
Ada KD yang materinya memang mempelajari tentang kehidupan siswa dan
lingkungannnya (sangat aplikatif) dan ada pula materi pada KD tertentu kurang
aplikatif (lebih teoritis).
Sebagai
contohnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini, terdapat kolom KI dan KD, kriteria
urgensi, kontinuitas, relevansi, keterpakaian (UKRK) dan keterangan menyebut
“E” (esensial) dan “TE” (tidak esensial)
2.
Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi
dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan
aktivitas/ranah pembelajarannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan,
urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1.
Fakta yaitu
segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek,
peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama komponen suatu benda,
dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi
17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Indonesia.
2.
Konsep yaitu
segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil
pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan
sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di
Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman
hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.
3.
Prinsip yaitu
berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil,
rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika:
Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton,
Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dan sebagainya.
4.
Prosedur merupakan
langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan
kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK: Langkah-langkah
mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine,
dan sebagainya.
5. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.
Strategi
Penyampaian Jenis-Jenis Materi
Secara
garis besar, langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran sangat bergantung
kepada jenis materi yang akan disajikan. Langkah-langkah dan strategi yang
dijabarkan dalam panduan ini adalah masih dalam taraf minimal. Pengembangannya,
diserahkan pada kreativitas guru, sepanjang tidak menyalahi kaidah-kaidah yang
ada.
1.
Strategi
Penyampaian Fakta
Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran
jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama
lambang atau simbol, dan sebagainya).
Langkah membelajarkan materi pembelajaran
jenis Fakta adalah: a. Sajikan fakta Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran. b.
Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal c. Berikan soal-soal mengingat
kembali (review) d. Berikan umpan balik e. Berikan tes.
2.
Strategi penyampaian konsep
Materi pembelajaran jenis konsep adalah
materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar
peserta didik paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan,
membandingkan, menggeneralisasi dan sebagainya.
Langkah-langkah mengajarkan atau
menyampaikan materi pembelajaran jenis Konsep adalah sebagai berikut: a.
Sajikan Konsep b. Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan
bukan contoh) c. Berikan soal-soal latihan dan tugas d. Berikan umpanbalik e.
Berikan tes.
3.
Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip
adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dan sebagainya.
Langkah-langkah mengajarkan atau
menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah: a. Berikan prinsip b.
Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip c. Berikan soal-soal latihan d.
Berikan umpan balik e. Berikan tes.
4.
Strategi Penyampaian Prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar
peserta didik dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan
sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah
langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah
menghidupkan televisi, menghidupkan dan mematikan komputer.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur
meliputi: a. menyajikan prosedur b. pemberian bantuan dengan jalan
mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur c. memberikan latihan
(praktik) d. memberikan umpanbalik e. memberikan tes
5.
Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap
(afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu
nilai, internalisasi, dan penilaian.
Beberapa strategi mengajarkan materi aspek
sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi,
simulasi, penyampaian ajaran atau dogma. Misalnya pada mata pelajaran Sosiologi
yang memberikan contoh peran nilai dan norma dalam masyarakat.
Strategi Penciptaan Kondisi: Agar
memiliki sikap normatif dalam kehidupan bermasyarakat,
di depan loket dipasang jalur untuk antre berupa pagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi
seorang secara bergiliran. Strategi Pemodelan atau
Contoh: Disajikan contoh atau model seseorang yang tidak memiliki sikap normatif, yaitu seseorang yang tidak
mau tertib dalam antrean.
Sumber: e-guru.id
Dapatkan sertifikat pelatihan Kurikulum Paradigma Baru dengan mendaftar jadi member pada link ini: https://e-guru.id/member/s/vfl6g7n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar